Ibadah  

Mengenal Hadist Hasan

Pengertian Hadits

Secara bahasa kata hadits berarti komunikasi, cerita, percakapan, baik dalam konteks agama atau duniawi, atau dalam konteks sejarah, peristiwa, dan kejadian aktual. Sedangkan menurut istilah, hadits berarti segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik itu yang berupa perbuatan, perkataan, dan ketetapan ( taqrir ) ataupun sifat .

Ilmu musthalah hadits adalah ilmu tentang dasar dan kaidah yang dengannya dapat diketahui keadaan sanad dan matan dari segi diterima dan ditolaknya suatu hadits

Berdasarkan  kualitas sanat dan matannya, hadist  di bagi menjadi hadist Sahih, Ahad dan Dhoif. Lalu, apa yang dimaksud dengan hadist hasan, berikut jabaranya secara singkat.

Hadist Hasan

Hasan menurut bahasa artinya baik dan bagus. Menurut istilah ialah hadits yang sanadnya bersambung dari permulaan sampai akhir, diceritakan oleh orang-orang yang ‘adil, kurang dhabithnya, serta tidak ada syadzudz dan ‘illat yang berat di dalamnya.

Perbedaan antara hadits hasan dengan shahih terletak pada dhabith yang sempurna untuk hadits shahih dan dhabith yang kurang untuk hadits hasan.

Kekuatan hukumnya hadits hasan sama seperti hadits shahih dalam pemakaian-nya sebagai hujjah, walaupun kekuatannya lebih rendah di bawah hadits shahih.

Para ulama belum menyusun kitab khusus tentang hadits hasan secara terpisah sebagaimana mereka melakukannya dalam hadits shahih, akan tetapi hadits hasan banyak kita dapatkan pada sebagian kitab, di antaranya:  Jami’ at-Tirmidzi, dikenal dengan Sunan at-Tirmidzi, merupakan sumber untuk mengetahui hadits hasan, Sunan Abu Dawud,  dan Sunan ad-Daruquthni

1.      Shahih Li Ghayrihi 

adalah hadits hasan li zhatihi bila diriwayatkan melalui jalan lain ( lebih dari satu jalur sanad ) yang

semisal dengannya, atau lebih kuat darinya.

Dinamakan shahih li ghayrihi karena kshahihannya bukan berasal dari sanad hadits itu sendiri,

melainkan datang dari penggabungan riwayat lain. Kedudukannya lebih tinggi dari hasan li dzatihi

dan masih di bawah shahih li dzatihi.

2.  Hasan Li Ghayrihi
adalah hadits yang dhaif dikuatkan dengan beberapa jalan, dan sebab kedhaifannya bukan karena

kefasikan perawi ( yang keluar dari jalan kebenaran ) atau kedustaannya.

 

Seperti satu hadits yang dalam sanadnya ada perawi yang mastur ( tidak diketahui keberadaannya ), atau rawi yang kurang kuat hafalannya, atau rawi yang tercampur hafalannya karena tuanya, atau rawi yang pernah keliru dalam meriwayatkan, lalu dikuatkan dengan jalan lain yang sebanding dengannya, atau yang lebi kuat darinya.

 

Hadits ini derajatnya masih rendah dari hadits hasan li dzatihi dan dapat di jadikan sebagai hujjah. Namun apabila sekiranya tidak ada yang menjadikannya penguat maka hadits tersebut akan tetap berkualitas dhaif29 .