Kajian  

Persiapan Detik-detik Terakhir Ramadhan

ILustrasi Lailatul Qadar - Istimewa

Semangat Islam – Segala puji bagi Allah yang selalu memberikan rahmat dan hidayahnya, shalawat dan salam tercurah kepada nabi Muhammad SAW, Tidak berapa lama lagi Ramadhan akan segera berlalu Kurang lebih beberapa hitungan hari lagi lagi hilal syawal akan muncul dan mengakhiri bulan mulia itu.

Seperti biasa, kaum muslimin menyikapi akhir Ramadhan dengan ragam kegiatan yang berbeda-beda. Sebagian menjalankan sunnah I’tikaf untuk mengais keberkahan yang tersisa di bulan yang penuh ampunan ini, khususnya kemuliaan malam lailatul qadar.

Sebagian lainnya mulai menyibukkan diri untuk menyambut lebaran yang tengah dinanti. Berbagai adat tradisi yang mengitari seputar idul fitri pun mulai bermunculan di sana-sini. Setiap muslim di ujung ramadhan mendapati dirinya pada dua dilema yang selalu berulang setiap tahunnya. Kita pasti bersedih karena akan kehilangan momentum pahala dan keberkahan yang berlipat-lipat di bulan ramadhan, namun pada saat yang sama kita juga harus bergembira dengan datangnya hari raya Idul Fitri. Dari Aisyah ra, Rasulullah SAW bersabda tentang kebahagiaan di hari raya : “ Sesungguhnya setiap kaum itu mempunyai hari raya, dan sungguh inilah hari kegembiraan bagi kita “ (HR Bukhori).

Setidaknya ada tiga hal yang bisa dilakukan seorang muslim di akhir ramadhan

Pertama : Berusaha tetap istiqomah dan bersungguh-sungguh dalam ibadah.

Rasulullah SAW senantiasa meningkatkan ibadahnya di akhir Ramadhan. Beliau juga menjalankan sunnah I’tikaf – berdiam diri di masjid untuk beribadah – selama sepuluh hari yang terakhir. Dari Aisyah ra, ia berkata : adalah Nabi SAW ketika masuk sepuluh hari yang terakhir (Romadhon), menghidupkan malam, membangunkan istrinya, dan mengikat sarungnya (HR Bukhori dan Muslim).

Kedua : Mengeluarkan zakat fitrah dengan ikhlas dan tepat waktu

Dari Ibnu Abbas ra : Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah sebagai penyucian bagi orang yang berpuasa dari kesia-sian dan perbuatan keji, dan juga sebagai makanan bagi kaum miskin. Barang siapa yang menunaikannya sebelum sholat (ied) maka itu adalah zakat yang dikabulkan, dan barang siapa yang menunaikannya setelah sholat (ied) maka dia termasuk sedekah biasa.(HR Ibnu Dawud & Ibnu Majah)

Ketiga : Meningkatkan Syiar Idul Fitri, dan bukan sekedar menjaga tradisi.

Hari raya Idul Fitri adalah salah satu syiar dalam agama Islam. Karenanya, sudah sepatutnya seorang muslim menyambutnya dengan kegembiraan dan mengagungkannya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an : “ dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar (agama) Allah, Maka Sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati “ (QS Al-Haj 32)

Indonesia kaya akan tradisi menyambut lebaran. Dari mulai tradisi mudik, pakaian baru, hingga aneka hidangan di hari raya akan sangat menyibukkan waktu kita menjelang hari raya.Tentu saja semua itu akan tetap berharga dalam pandangan Islam, jika kita meniatkannya untuk meningkatkan syiar hari raya, bukan sekedar menjaga tradisi apalagi sarana bermewah mewahan dan unjuk diri.

Akan sangat berbeda antara mereka yang mudik sekedar menjaga tradisi, dengan mereka yang memahami dan menghayati silaturahmi sebagai salah satu amalan terbaik dalam agama ini Berbeda pula mereka yang membeli pakaian baru agar dipuji-puji, dengan mereka yang meniatkan mengikuti anjuran Rasulullah SAW untuk memakai yang terbaik di hari fitri. Sesungguhnya setiap amal bergantung pada niatnya. Hari-hari ini kita akan banyak diuji masalah niat dan keikhlasan.