Berita  

Shadiq Pasadigoe Ingatkan: Pemimpin Jangan Munculkan Keresahan Masyarakat

Semangat islam- Shadiq Pasadigoe (Bupati Tanah Datar 2 periode 2005-2015) ikut angkat bicara, menyikapi pro dan kontra, terkait polemik pembelian mobil dinas gubernur dan wakil Sumatera Barat beberapa waktu, lalu saat dihuhungi  semangat islam pada Rabu 25/08.

Membuka pembicaraanya, mantan  bupati  Tanah Datar itu menuturkan,  zaman sekarang kalau seseorang  “dibenci” oleh Publik kesalahannya dengan  nilai 4 menjadiI 8 karena dia di benci, kalau seseorang yang “ disenangi”  masyarakat kesalahan nya dengan nilai 8 akan menjadi  4 karena dia di senangi  di sayang masyarakat

Lebih lanjut Shadiq Pasadigoe menjelaskan, sejatinya seorang pemimpin  diSumatera  Barat  harus  paham   dengan   nilai-nilai filosofis kepemimpinan  yang berakar dari  adat minangkabau  seorang pemimpin harus  tahu  dengan  Dahan nan ka ma Impok, Rantiang Nan ka mancucuak, Ikan dalam aie lah Tantu Jantan Batinonyo, Buruang Tabang di  Udaro Tantu Tampek Inggoknyo, Cewang di Langik Tando Ka Paneh,  Gabak di Hulu Tando ka Hujan.

“kearifan, Kepatutan dan Kepantasan harus menjadi tolak ukur dalam mengambil keputusan, apalagi yang berhubungan dengan pribadi pemimpìn; seperti mobil dinas. Karena mobil itu dipakai untuk pribadinya berdinas kalau meminta sumbangan pasti terkait dengan kepentingan oknum yang ingin memanfaatkan pengaruh pimpinan tersebut  untuk  memperoleh keuntungan.  disini pentingnya pemimpin harus bisa mengkaji dan menghitung  baik dan buruk  serta  efeknya  terhadap marwahnya . Tegas Shadiq

“Maka seorang pemimpin Ini harus bisa menghitung  hitung sendiri, misalnya  Mobil di serahkan ke satgas Covid untuk apa?  mobil tersebut di serahkan ke Satgas Covid hanya untuk menyenangkan hati masyarakat, kemudian di expos juga gubernur dan wakil gubernur pakai mobil Pribadi. Sebagai orang Minang saya merasa malu karena “randah bana main awak”. kalau memang itu kebutuhan apa yang di takutkan pakai saja tidak perlu takut tapi kalau takut citra akan rusak itulah yang terjadi “. Paparnya, lebih lanjut.

Diakhir pembicaraan shadiq yang juga pernah menjabat sebagai staf ahli Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah tahun 2017-2018 ini mengingatkan.

“salah satu tugas Pemimpin menurutnya  adalah menjaga ketentraman di tengah – tengah masyarakat jangan  membuat sesuatu  ganjil-ganjil atau yang  aneh-aneh,  apa lagi menyangkut  Pribadi seorang  Pemimpin . maka inilah alasan kenapa   Gubunur, Bupati  dan walikota  diberi ajudan,  tugasnya   menjaga pemimpin untuk  tidak tercela  dalam pandang masyarakat.  Semoga ke depan tidak terjadi lagi hal-hal  yang membuat keresahan di tengah  masyarakat yang di sebabkan  tingkah lagi Pemimpin. Tutupnya, mengakhiri pembicaraan. (nbm)