Kolom  

PEREBUTAN KOTA TUHAN

Oleh: Dr. Zuly Qodir, MA

Sosiolog, Ketua Program Doktor Politik Islam Unv. Muhammadiyah Yogyakarta

 

Semangat Islam – Tanah Kanaan, ketika Tuhan menganugerahkan tanah kemuliaan pada Nabi Nuh bersama umatnya. Setelah utu turun temurun sampai Isa  AS sebagai tanah kemuliaan dan dihuni penduduk terpilih sebagaimana firman Tuhan, bahwa bani Isa AS adalah manusia terpilih.

 

Terpilih dalam hal memuliakan Tuhan, karena mengesakan, memuji, mensucikan dan menghormati satu dama lain. Dengan perilaku semacam itu, Keturunan Isa  AS dianugerahi tanah yang subur, penduduk yang makmur, penduduk yg memiliki kecerdasan akal pikiran.

Oleh karenanya bangsa keturunan Isa AS mampu menyihir dunia dengan pelbagai kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kita tahu bahwa kisah kisah Nabi Nuh  AS yang memulai membuat kapal? Kita juga bahwa Daud sebagai pembuat baju perang?  Kita juga memiliki kisah Isa AS mendapatkan mukjiyat tidak terbakar api?

Itulah diantara kehebatan alias mukjiyat yang Tuhan anugerahkan pada bangsa keturunan Isa, yang oleh Al quran dikisahkan sebagai bani israil. Inilah keturunan kaum Israil.

Keturunan Israil itu bukan hanya Warga yg menetap di Wilayah Israil seperti sekarang. Bani Israil itu ada yang di Palestina atau Filistine. Ada pula yang di Mesir.  Ada pula yang di Persia atau sekarang Iran. Oleh sebab itu, Bani Israil sekarang tidak hanya mereka yang  tinggal di kawasan Yerusalem Telviv sebagai wilayah Israel.

Pertengkaran sejak ratusan tahun telah terjadi diantara warga yang tinggal di Palestina, Yerusalem, Tel Avive. Di sana terdapat tiga agama besar dunia yang menjadi cikal bakal perkembangan agama-agama di seluruh dunia yakni Yahudi, Kristen dan Islam.

Pertanyaan muncul kenapa penganut agama yang mulia, penuh kasih sayang, saling tolong menolong dan menghargai berubah menjadi manusia-manusia yang penuh angkara murka dan peperangan?

Anaknya Penduduk Satu Wilayah Tiga Agama Satu Tuhan telah penuh dengan kepentingan politik para petingginya. Para elit politik tidak lagi memikirkan dan memaknai kemuliaan yang telah Tuhan berikan kepada mereka.

Mereka bahkan berebut kemuliaan atas nama Tuhan untuk menaklukan dan menyingkirkan yang lain bukan mengayomi, menghargai serta menghargai untuk saling bekerjasama demi kemuliaan yang telah Tuhan berikan.

Selama elit elit politik di Israel dengan meminta sekutunya tetap bersifat angkuh akan menguasai dan mengusir warga yang tinggal di Palestina maka pertempuran, pembunuhan dan perang akan terus terjadi.

Demikian pula jika warga Palestina elit politiknya bersama sekutunya tetap memaksakan bahwa warga Israil harus keluar dari Israil dan palestina maka kekerasan demi kekerasan akan terus terjadi.

Demikian mengerikan itulah al-kisah satu kota tiga agama satu Tuhan berperang atas nama tanah kemuliaan yang terus disengketakan oleh elit elit politik dengan para sekutunya untuk berbagai kepentingan politik, bisnis dan imperium. Mengerikan bukan?