Berita  

Pengelola Kedai Kopi Gumarang Ikuti Pelatihan Business Model Canvas (BMC)

Semangatislam- Dalam rangka meningkatkan kapasitas usaha yang diselenggarakan oleh Fiky Monova sebagai Pengelola sekaligus Penyeduh Kopi di Kedai Kopi Gumarang, maka Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Universitas Andalas yaitu Eli Ratni, Virtuous Setyaka, Muhammad Idris, dan Edita Elda memfasilitasi pelatihan BMC.

Pelatihan BMC itu diselenggarakan pada hari Jum’at, 26 November 2021 siang sampai malam di Kantor Koperasi Mandiri Dan Merdeka (KMDM) dan di depan Kedai Kopi Gumarang; dengan fasilitator Zukri Zulkifli, seorang pengusaha yang juga Direktur Pasar Rabu Tani (PRT) dan Konsultan di Solusi Bisnis Online (SoBiO), Padang.

Business Model Canvas atau BMC adalah suatu kerangka kerja yang membahas model bisnis dengan disajikan dalam bentuk visual, agar dapat dimengerti dan dipahami dengan mudah.

Kanvas model bisnis juga dapat dipahami sebagai bahasa bersama untuk menggambarkan, memvisualisasikan, menilai, dan mengubah model bisnis yang menjelaskan sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai-nilai.

Dalam sebuah usaha, ada strategi manajemen untuk menterjemahkan konsep, konsumen, infrastruktur, keuangan, dan sebagainya; untuk memahami tipe-tipe konsumen mereka, pengeluaran biaya, cara kerja perusahaan, dan sebagainya.

MBC adalah alat untuk menggambarkan dan menilai model bisnis, yang mencakup sembilan komponen: segmen pelanggan, proposisi nilai, saluran, hubungan pelanggan, aliran pendapatan, sumber daya utama, aktivitas utama, kemitraan utama, dan struktur biaya.

Dengan adanya pelatihan tersebut, Tim Dosen Pengabdi yang akan mendampingi Fiky Monova selama tiga tahun dalam tiga tahapan kerja ke depan ini berharap agar usaha yang diselenggarakan oleh Kedai Kopi Gumarang berjalan dengan baik.

Tahap pertama dalam satu tahun pertama adalah menumbuhkan semangat berusaha sebaik mungkin dalam membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

Hal itu dilakukan dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman usaha yang baik, tidak hanya dengan praktik langsung berwirausaha, namun juga pembelajaran teoritik tentang usaha.

Termasuk mempelajari pengalaman bisnis dari berbagai pihak yang memungkinkan. Sehingga mau dan mampu merencanakan sebuah usaha sebaik mungkin.

Tahap kedua dalam satu tahun kedua adalah tahap pengembangan dengan meningkatkan kapasitas berusaha melalui peningkatan kapasitas permodalan, kapasitas produksi, dan kapasitas pemasaran.

Peningkatan berbagai kapasitas tersebut diselenggarakan melalui berbagai bentuk kerja sama yang saling menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat. Sehingga terwujud kekuatan usaha yang ditopang oleh beragam infrastruktur yang dibutuhkan dan memadai.

Tahap ketiga dalam satu tahun ketiga adalah tahap kemandirian dampingan dalam berusaha. Pada tahap ini, semua kebutuhan dasar pelaku usaha sudah terpenuhi dengan baik.

Sehingga kemandirian itu dilakukan dengan kemauan, kemampuan, dan kekuatan berusaha untuk memperluas jangkauan usaha. Misalnya dengan membangun ekosistem usaha di tingkat lokal, nasional, dan internasional.