Berita  

Konsep Festival Randai Hybrid Pertama Akan Dilakukan Di Sawahlunto


Semangat Isalam_

Randai adalah salah kesenian tradisional yang masih populer hingga saat ini di Kenagarian yang ada di Minangkabau. Dimainkan dengan pola melingkar oleh sekelompok orang biasanya berjumlah genap dan jarang ditemui yang kurang delapan orang disebut dengan Legaran atau galombang. Randai menyampaikan cerita atau naskah yang berangkat dari Kaba dan juga ada pengembangan membuat naskah naskah dengan isu kekinian. Selain pemain legaran juga ada pemeran tokoh dan musik pengiring.

Berangkat dari keunikan dan kekayaan kesenian randai tersebut, Randai menjadi salah satu Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) di Sawahlunto yang terus dikembangkan oleh Dinas Kebudayaan Peninggalan Bersejarah dan Permuseuman Kota Sawahlunto. Sebut saja beberapa kegiatan diantaranya yang telah dilaksanakan, Festival Randai rutin dilaksanakan sejak tahun 2016, Pembuatan naskah randai berangkat dari Folklor Sawahlunto yang dikerjasamakan dengan Institusi terkait, Workshop Randai terkait unsur unsur pokok randai, pelatihan naskah randai dan juga pelatihan gurindam atau dendang randai.

Sehubungan dengan belum berkahirnya masa Pandemi Covid 19 di tahun 2021, sementara Pemajuan Kebudayaan sebagaimana yang di amanatakan pada Undang Undang no 5 tahun 2017 yang memuat 4 (empat) Pilar Pemajuan Kebudayaan diantaranya Perlindungan, Pembinaan, Pengembangan dan Pemanfaatan. Hal ini memerlukan pola Pengembangan Kesenian Daerah  yang pas, mengacu kepada tatanan pola New Normal yang dipakai Saat ini.elaksanaan direncanakan tanggal 26 s.d 28 Oktober 2021 dengan tujuan sekaligus menyambut hari Sumpah Pemuda. Melalui spirit Sumpah Pemuda, kita bangkitkan semangat berkesenian ditingkat pemuda pemuda kenagarian melalui sebuah event festival tradisional.Dalam hal pemajuan Kebudayaan bidang Randai dimasa pendemi, Dinas Kebudayaan Peninggalan Bersejarah Kota Sawahlunto berencana akan Menggelar Festival Randai tahun ini Secara Virtual dan Hybrid untuk Tingkat umum se Kota Sawahlunto tentunya peserta juga diharapkan tetap menerapkan Prokes Covid 19.

Untuk tahap awal telah dilakukan rancangan Juklak dan juknis oleh Team, dan juga telah dilakukan Sosialisasi kepada Pimpinan dan perwakilan Anggota Group Randai se Kota Sawahlunto pada hari Kamis (26/10) dipimpin langsung Bapak Hilmed, S.Pt,MM berlokasi di Dinas Kebudayaan

Kegiatan secara virutal ini dapat kami sampaikan bahwa kita menggelar festival tanpa ada penonton di lokasi atau venue melainkan akan disiarkan dengan Live Streaming melalui platform digital populer seperti Zoom, Youtube, Facebook dan lainnya.

Dengan jumlah peserta maksimal 20 orang per group Randai, akan kita tampillkan disebuah ruangan yang akan di modifikasi ibarat studio mini sehingga nanti penikmat kesenian randai dapat menonton dengan nyaman melalui gadget di mana saja.

Proses penilaian akan dilakukan juga melalui virtual, pengamat atau juri yang di amati akan bisa menilai lebih seksama karena penampilan randai dapat di putar ulang melalui media youtube sehingga pekerjaan penjurian juga lebih praktis dan akurasipun terjaga karena penampilan tersimpan rapi dimedia.

Penerapan prokes selama kegiatan akan dijaga ketat oleh panitia, mulai dari penyediaan tempat cuci tangan, hand sanitizer, masker dan thermo gun, para peserta yang akan tampil disediakan ruang tunggu dengan mengatur jarak serta hadir dilokasi 15 menit sesuai jadwal penampilan sehingga tidak terjadi penumpukan peserta, setelah penampilanpun group randai diarahkan untuk segera meninggalkan lokasi. Pengumuman pemenang akah diumumkan juga melalui media virtual.

Untuk kategori pemenang pada tahun ini kita akan memililah 4 (empat) terbaik terdiri dari juara 1 sampai dengan juara 3 ditambah dengan juara harapan 1. Masing masing pemenang akan mendapatkan uang pembinaan serta piagam penghargaan dan tropi.

Semoga melalui semangat sumpah pemuda ini, kita bangkit bersama kesenian tradisi dimasa pandemi masih beraksi.