Berita  

Wagub Sumbar: Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam IAIN Batusangkar Ujung Tombak Hadapi Era 5.0

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Sebagai Ujung Tombak Menghadapi Era 5.0
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Sebagai Ujung Tombak Menghadapi Era 5.0

Semangat Islam – Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam IAIN Batusangkar menghadirkan Bapak Wakil Gubernur Sumatera Barat Bapak Ir Audy Joinaldy, SPt, MSc, MM, IPM, ASEAN.Eng. Dalam Kesempatan tersebut Wakil Gubernur Sumatera Barat mengatakan Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam sebagai lokomotif dalam melakukan pemberdayaan masyarakat menghadapi Era 5.0.

Peran milenial (pemuda) sangat berpengaruh terhadap perubahan Era Sosiety 5.0, yaitu mempergunakan teknologi dengan sebaik-baiknya sehingga mampu mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik menjadi satu.

Belakangan ini ini istilah Industri 4.0 santer menghiasi media massa maupun media sosial. Belum usai hiruk-pikuk akibat Revolusi Industri 4.0, yang dibarengi perkembangan era disrupsi, tiba-tiba kita dikejutkan dengan munculnya Society 5.0 (masyarakat 5.0).

Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy mengatakan peran pemerintah dalam memberdayakan masyarakat di Era 5.0 dengan mempertahankan kearifan lokal perlu mengenalkan peran Society 5.0 pada kehidupan sehari-hari “Social Cyber System and Machine Learning in Era Society 5.0”.

Hal ini disampaikan Wagub Sumbar pada acara Webiner Musyawarah Luar Biasa Forum Komunikasi Mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam (Forkommasi) se Sumatera Barat di Auditorium Kampus II IAIN Batusangkar, pada Jum’at (2/7/2021).

“Kita dikejutkan saat Pemerintah Jepang Tahun 2019 memperkenalkan Era 5.0 atau super smart society, dibuat sebagai solusi dan tanggapan dari revolusi industri 4.0 dan dianggap akan menimbulkan degradasi manusia,” kata Audy Joinaldy.

Orang nomor dua di Sumbar yang juga “Milenial Minang” ini menjelaskan bahwa dalam kegiatan ini masyarakat di dorong untuk dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0.

Ada tiga hal ditandai dengan akan hadirnya Era Society 5.0, yaitu:

1. Munculnya bisnis baru yang strategi yang lebih inovatif dan Intangible Assets (aset tak berwujud fisik) yang bisa diperjual belikan, seperti aplikasi online.

2. Muncul profesi profesi baru yang sebelumnya dengan berbasis Internet of Thins (IoT), Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan robotik untuk bisa bersaing.

3. Solusi menghasilkan produk unggul yang menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi menggunakan tenaga kerja yang handal dalam IoT.

“Society 5.0 ialah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0 seperti Internet on Things (IoT), Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah besar), dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia,” jelasnya.

Untuk mengatasi itu, tentunya ada tiga kemampuan utama dalam menghadapi society 5.0 yaitu, yang pertama kemampuan memecahkan masalah kompleks dan dapat menjadi problem solver bagi dirinya serta orang banyak. Kedua kemampuan untuk berpikir secara kritis dan peka terhadap kehidupan sosial dan yang ketiga Kemampuan untuk berkreativitas berbasis Internet of Things (IoT).

Selanjutnya Wagub Sumbar yang milenial ini juga menjelaskan menyikapi hal tersebut, peran aktif pemuda di era 5.0 harus memiliki kekuatan moral, kontrol sosial dan bisa menjadi agen perubahan.

“Generasi muda harus siap menghadapi era Society 5.0 di Indonesia dengan manfaatkan SDM yang ada, karena SDM di Indonesia tidak kalah dengan luar negeri. Society 5.0 sebagai komplemen revolusi Industri 4.0, perlu diarahkan pada generasi muda untuk kemajuan bangsa Indonesia dimasa mendatang,” harapnya.

Menurut pandangannya konsep revolusi revolusi 4.0 dan Society 5.0 tidak memiliki perbedaan yang jauh. Sebenarnya konsep revolusi 4.0 dan Society 5.0 tidak memiliki perbedaan yang jauh. Hanya saja konsep Society 5.0 lebih memfokuskan konteks terhadap manusia.

“Era 4.0 kita bisa mengakses juga membagikan informasi di internet. Dan Society 5.0 adalah era dimana semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri. Internet bukan hanya sekedar untuk berbagi informasi melainkan untuk menjalani kehidupan”, ungkap Audy.

Ia juga menambahkan bahwa dalam Society 5.0 Berbagai isu sosial akan teratasi dan manusia akan terlepas dari berbagai macam keterbatasan dalam hidup, seperti jarak dan lokasi sudah tidak lagi menjadi kendala.

“Nantinya semua langkah kita bisa diketahui melalui JPS, bahkan jarak dan lokasi sudah tidak lagi menjadi kendala, dari segi pengiriman barang, kesehatan, pendidikan, pekerjaan seperti sekarang ini kerja tidak perlu dari kantor (work from home) semua bisa dilakukan secara jarak jauh dari rumah tanpa harus bertemu secara fisik,” tambahnya.

Sementara itu, Rektor IAIN Batusangkar, Dr. Marjoni Imamora, M.Sc menyampaikan, bahwa revolusi industri 4.0 menggunakan kecerdasan buatan sebagai komponen utama dan Society 5.0 menggunakan teknologi modern dan mengandalkan manusia sebagai komponen utamanya.

“Jika segala kecanggihan teknologi tidak akan membawa manfaat apabila manusia sebagai pengguna tidak dapat mengoperasikannya. Manusia tidak cukup hanya sebatas memahami atau diberikan sebuah sebuah teori saja, harus berpikir kritis, kreatif dan konstruktif,” ujar Marjoni.

Adanya pembaharuan pada era tersebut dapat menghasilkan nilai baru dengan elaborasi dan kerja sama pada sistem, informasi dan teknologi yang juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan atau Human Capital. (tan)