Yuk, Hargai Dirimu!

Yuk, Hargai Dirimu!
Yuk, Hargai Dirimu!

Semangat Islam- Tuhan mengilhamkan kepada setiap individu potensi kelebihan dan kekurangan sepanjang manusia itu hidup. Karenanya, individu mesti mensyukuri apa yang telah diberikan-Nya. Banyak konsep yang sudah diajarkan untuk mensyukuri semua itu. Salah satunya ialah dengan memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Dengan memahami kelebihan yang dimiliki, maka individu akan mampu memberikan penilaian secara positif terhadap dirinya bahwa ia mampu untuk menggunakan kelebihan dalam mengembangkan potensi yang dimiliki. Sebaliknya, dengan memahami kekurangan yang ada, individu mampu menerima bahwa ia memiliki keterbatasan dan kelebihan yang dimiliki akan menutupi kekurangannya.

Proses memahami yang sedemikian rupa ini dikenal juga dengan istilah self-esteem (harga diri). Self-esteem merupakan kajian yang paling tua dalam keilmuan sosial yang diperkenal pertama kali oleh William James, Psikolog berkebangsaan Amerika pada tahun 1980 (Rahman, 2013:65).  Harga diri sering juga diartikan sebagai self-worth yaitu martabat diri atau self-image atau gambaran diri (Santrock, 2007:183). Selain itu, penghargaan diri juga diistilahkan dengan self respect yang mempunyai hasrat atau rasa dan kebutuhan akan menyikapi diri secara positif (Boeree, 2013:127).  Walaupun terdapat penggunaan banyak istilah, namun tetap memiliki satu makna yaitu harga diri.

Stanley Coopersmith yang akrab dikenal dengan Coopersmith merupakan tokoh yang meneliti tentang self-esteem yang dibuktikan dengan salah satu karyanya yang berjudul “The Antecendent of Self Esteem”. Menurut Coopersmith, harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan, keberhargaan (Rajab, 1996:110). Berdasarkan pengertian di atas, maka harga diri dapat dimaknai sebagai penilaian atau evaluasi individu kepada dirinya sendiri yang dibuktikan dalam sikap menerima atau menolak sesuatu –kelebihan dan kekurangan- yang dimilikinya. Nah, dengan adanya sikap tersebut akan menunjukkan sejauh mana individu merasa dirinya berharga dan sukses dalam mengembangkan potensi yang dimiliki.

Lalu bagaimana cara menghargai diri sendiri? Mengutip dari pendapat Frey dan Carlock yang diambil dari Koentjoro (dalam Ghufron & Risnawita, 2010:43), bahwa menghargai diri sendiri dapat dibuktikan dengan sikap seperti:

  1. Cenderung tidak menjadi perfect
  2. Memiliki kecenderungan sikap optimis
  3. Mengenali atau memahami kekurangan dan kelebihan
  4. Memiliki sikap kreativitas
  5. Mampu membina hubungan interpersonal yang baik
  6. Mampu menerima realitas kehidupan

Harga diri sangat penting sekali bagi individu dalam rangka memahami diri sendiri. Ketika individu mampu menghargai dirinya secara positif tentu akan melahirkan perilaku yang positif. Sebaliknya, ketika individu memberikan penilaian kepada dirinya secara negatif tentu akan menimbulkan sikap dan perilaku negatif seperti cenderung tidak percaya diri,  depresi, bahkan bunuh diri. Tidak hanya itu, dalam perkembangan psikologis yang sehat harga diri memiliki peran yang penting (Jarvis, 2010:91).

Shelley Taylor, et al. (dalam King, 2017:152)  telah menunjukkan bahwa mereka yang memiliki persepsi positif terhadap dirinya walaupun belum tentu benar dalam realita –ilusi positif-  ternyata lebih sehat secara psikologis dan lebih cenderung mendapatkan penilaian positif dari orang sekitarnya. Selain itu, harga diri juga penting sebagai syarat terwujudnya pribadi yang demokratis (Robingatin, 2012:3). Keberadaan harga diri akan mempengaruhi dalam perkembangan mental positif atau negatifnya dalam diri seseorang.

Referensi

 

Boeree, C. G. 2013. General Psychology: Psikologi Kepribadian, Persepsi, Kognisi, Emosi, dan Perilaku. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Ghufron, M. N. dan Risnawati, R. 2010. Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Jarvis, M. 2010. Teori-Teori Psikologi. Bandung: Nusa Media.

Rahman, A. A. 2013. Psikologi Sosial. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Rajab, A. B. 1996. The Study of Self-Esteem, Academic Self-Image and Oral Skills with Reference to English as a Second Language in Malaysia. Malaysia: UMI Dissertation Publishing.

Robingatin. 2012. Pengembangan Self-Esteem Melalui Pembelajaran Kooperatif. Dinamika, 12(1).

Santrock, J. W. 2007. Adolescence, eleventh edition. Jakarta: Erlangga.

King, L. A. 2017. Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta: Salemba Humanika.

 

Oleh: Hafizhah Al Husna