Cerpen
By: Rita, S.Ag
(Guru PAI SMPN 6 Sawahlunto)
Pak Rudi melamun, masih terngiang ditelinganya isi ceramah ustadz, beberapa bulan yang lalu , di Masjid Raya waktu tabligh akbar, dia bimbang , dia bingung untuk mengambil keputusan, mengakui atau berdalih.
Pak Rudi dan bu Warti sudah 23 tahun berumah tangga, mereka dikaruniai tiga orang anak, yang sulung perempuan namanya Alisa , sudah tamat kuliah S.1 keperawatan, Alisa seorang gadis yang cantik dan berbudi pekerti baik, setamat kuliah Alisa bekerja sebagai tenaga sukarela di Puskesmas yang ada di kampungnya.
Keluarga Pak Rudi termasuk keluarga yang berada, mereka punya usaha peternakan penggemukan sapi, usahanya cukup maju, ada lima orang pekerjanya, mereka hidup bahagia, anak keduanya Laki-laki bernama Hafis sekarang sedang menuntut ilmu di salah satu PT di Jawa, dan yang bungsu Perempuan bernama Hilda baru kelas delapan SMP.
Bagi Pak Rudi dan Istri , yang penting Alisa ada kegiatan, mereka tidak peduli anaknya mau di gaji berapa, yang penting ilmunya tidak hilang , hitung-hitung cari pengalaman , begitu nasehatnya pada Alisa.
Alisa yang cantik dan ramah, anak orang kaya di kampung itu, tentu saja banyak pemuda yang meliriknya, namun Alisa tidak tipe gadis sekarang yang gampang tergoda, dia punya target, dan punya kriteria, laki-laki yang akan menjadi suaminya harus seorang hafis Qur’an, yang nanti bisa jadi imamnya dalam shalat, dan imamnya dalam hidup berumah tangga, sebab yang akan mengendalikan kemudi rumah tangga itu adalah suami.
Alisa ingat pesan guru agamanya di sekolah waktu SMA, kalau akan mencari pendamping hidup itu, ada empat yang diperhatikan :
Yang pertama tampangnya (cantik / gagah) , yang kedua hartanya, yang ketiga keturunannya (Silsilahnya) dan yang ke empat Agamanya (Taat beribadah) , kalau bisa terpenuhi keempat- empatnya itu amat baik, tapi jarang orang yang sempurna, kalau tidak dapat memenuhi empat hal di atas, maka pilihlah yang nomor empat, yaitu yang taat menjalankan perintah agamanya.
Sudah banyak pemuda yang datang melamar Alisa pada orang tuanya, namun belum satupun yang berkenan di hatinya, sampai akhirnya pada suatu sore datang , satu keluarga, berkunjung ke rumahnya, mereka adalah relasi ayahnya, mereka datang empat orang , ayah, ibu dan dua orang anaknya.
“Assalamu’alaikum”, Pak Aslam sang tamu mengucap salam “Wa’alaikum salam”, jawab keluarga Pak Rudi serentak, mereka sedang santai duduk-duduk di teras depan rumahnya. “Hai Arum, apa kabar ?” sapa Alisa pada anak gadis Pak Aslam, yang kebetulan teman sekolah Alisa waktu SMA, mereka berpelukan , “Dah lama kita gak bertemu ya”, kata Alisa,