Berita  

Datangkan Dua Orang Guru Besar UGM dan IKJ Serta Lakukan Pemutaran Film, Acara Visiting Doctor KPI dan JI Gemparkan IAIN Batusangkar

Batusangkar – Program studi S-1 Komunikasi Penyiaran Islam dan Jurnalistik Islam Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar sukses laksanakan kegiatan visiting doctor di auditorium kampus 2 IAIN Batusangkar, Selasa 29/03.

Pada acara visiting doctor ini juga dilakukan pemutaran film dokumenter karya mahasiswa komunikasi penyiaran islam broadcasting angkatan 19 “The Marenten.” Yang mana dengan adanya pemutaran film ini dapat menjadi daya tarik bagi mahasiswa untuk menghadiri acara visiting doctor tersebut, terlebih acara ini juga dibuka untuk umum. Ini terbukti dengan penuhnya lantai utama auditorium IAIN Batusangkar dengan ratusan mahasiwa yang hadir.

Selain itu narasumber yang dihadirkan juga sangat luar biasa, dua orang profesor yakni, Dr. Gerzon R. Ajawalia, M. Sn (Dosen Film IKJ dan Praktisi Film), dan Prof. Dr. Drs. Ana Nadhya Abrar M. E. S (Guru Besar Jurnalisme UGM).

Dekan FUAD IAIN Batusangkar, Dr. Akhyar Hanif M. Ag memberikan apresiasi positif atas terselenggaranya acara tersebut. “Saya sangat berterimakasih dan mengapresiasi atas terlaksananya kegiatan ini, yang artinya telah berjalan program-program dari fakultas,” ujarnya.

Sebelum pada acara inti visiting doctor, di awal acara dilakukan sesi nonton bersama film “The Marenten”, yang kemudian baru dilanjutkan dengan penyampaian materi dari narasumber. Dr. Gerzon R. Ajawalia, M. Sn membawakan bahasan mengenai Etno Documentary Dalam Komunikasi Dan Penyiaran Islam Berbasis Kearifan Lokal. “Etno documentary ialah metode produksi dengan pendekatan interdisiplin dari dua disiplin ilmu, yang mana etnografi berdasarkan observasi partisipan, dan documenter berdasarkan observasional,” tandasnya.

Dilanjutkan dengan narasumber ke-2, Prof. Dr. Drs. Ana Nadhya Abrar M. E. S dengan bahasan materi, Jurnalistik Sebagai Peluang Dan Tantangan Di Era Digital. Beliau menyampaikan bawasanya ada tiga peluang jurnalistik yang bisa dimanfaatkan di era digital ini, “Dalam peluang bisa menggunakan jurnalisme media sosial untuk menjadi konten creator youtuber, poadcast, dsb, juga dapat menggunakan jurnalisme tradisional untuk menulis biografi, dan menggunakan jurnalisme online untuk menghadirkan media online,” ujarnya. Beliau juga menyampaikan ada beberapa tantangan yang harus diperhatikan, diataranya: berlatih dengan serius lewat bersimulasi menjadi seperti yang di imajinasikan, dan menciptakan personal branding. (Delia)