Ibadah  

Bulan Muharram: Keutamaan dan Amalan yang disyari’atkan

Disebut bulan haram, karena bulan ini dimuliakan masyarakat Arab, sejak zaman jahiliyah sampai zaman Islam. Pada bulan-bulan haram tidak boleh ada peperangan. Bulan-Bulan Haram, Ibnu ’Abbas mengatakan:

”Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.” (Tafsir at-Thabari))

Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam sistem kalender Hijriyah/Islam. Secara Bahasa Nama Muharram berasal dari kata haram yang artinya suci atau terlarang. Muharram artinya dimuliakan, diharamkan, karena pada bulan Muharram diharamkan untuk melakukan peperangan.

Bulan Muharram termasuk bulan haram sebagaimana  Firman Allah SWT, dalam surat At-Taubah ayat 9

Artinya:

”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci)” , (QS. At Taubah (9) : 36)

Dalam Sabda Rasulullah saw juga menyebutkan  bulan muharram ini. sebagaimana hadist yang diriwatkan oleh Bukhari dan Muslim

Artinya:

”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab di antara Jumada dan Sya’ban (HR.al-Bukhari dan Muslim)

Bulan Muharram dinamakan Syahrullah
Sabda Rasulullah saw, Bulan Muharram disebut syahrullah yaitu bulan Allah, dengan disandarkan
pada lafazh Allah. Karena disandarkannya bulan ini pada lafazh Allah, inilah yang menunjukkan keagungan dan keistimewaannya. (Tuhfatul Ahwadzi, AlMubarakfuri, lihat juga Lisanul ‘Arab, Ibnu Mandzur)

Al Hafizh Abul Fadhl Al ’Iraqiy mengatakan dalam Syarh Tirmidzi :
”Apa hikmah bulan Muharram disebut dengan syahrullah (bulan Allah), padahal semua bulan adalah milik Allah?” Beliau menjawab, ”Disebut demikian karena di bulan Muharram ini Allah mengharamkan pembunuhan. Juga bulan Muharram adalah bulan pertama dalam setahun. (Syarah Sunan an-Nasaiy, As-Suyuthi)

Bulan Muharram memiliki hari yang mulia dan dimuliakan oleh para pemeluk agama Dari ‘Abdullah Ibnu Abbas ra (diriwayatkan) bahwa ia berkata, Ketika Rasulullah saw berpuasa pada hari ‘Asyura’ dan menyuruh para shahabat juga berpuasa, lalu mereka (para sahabat) berkata:”Wahai Rasulullah, hari ‘Asyura’ itu adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nashrani… (HR. Muslim)

Dari Ibnu Abbas ra (diriwayatkan) bahwa ia berkata, Ketika Nabi saw tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura’. Beliau bertanya: “Hari apa ini?” mereka menjawab: Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani israil dari musuhnya, sehingga Musa-pun berpuasa
pada hari ini. Nabi saw bersabda: “Kami (kaum muslimin) lebih berhak menghormati Musa dari pada kalian.” kemudian Nabi saw berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk puasa. (HR. al-Bukhari)

Amal Ibadah yang disyariatkan
Amal ibadah yang dituntunkan di bulan Muharram yaitu;
1. Memperbanyak puasa pada bulan Allah Muharram, dan Ashurul Hurum (Dzulqa’dah, Dzulhijah,              Muharram, dan Rajab) dan puasa Muharram merupakan puasa sunnah yang paling utama setelah            puasa Ramadhan, berdasarkan hadis Nabi MUhammad Saw,

“Dari Abu Hurairah r.a (diriwayatkan bahwa) ia berkata, telah bersabda Rasulullah saw: “Puasa yang         paling utama setelah Ramadlan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram Dan sebaik-baiknya           ibadah setelah ibadah wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim)

2. Puasa hari Asyura dan Tasu’a (9 dan 10 Muharram)
Puasa pada hari ‘Asyura, yaitu hari kesepuluh bulan Muharram, karena Rasulullah saw                                 memerintahkan berpuasa pada hari itu sebelum diwajibkannya puasa Ramadan, dan setelah                       diwajibkan puasa Ramadan,
Rasulullah saw mempersilahkan untuk berpuasa atau tidak berpuasa. Dan dapat pula                                   menggabungkan puasa tanggal 10 dengan puasa pada tanggal sebelumnya yaitu tanggal kesembilan         (puasa Tasu‘a),. Hal ini berdasarkan dalil:

Dari ‘Aisyah r.a. (diriwayatkan) bahwa orang-orang Quraisy pada zaman Jahiliah melakukan puasa          ‘Asyura’ , kemudian Rasulullah saw memerintahkan agar melakukan puasa ‘syura’ tersebut sehingga
diwajibkan puasa Ramadan, dan Rasulullah saw mengatakan: Barang siapa yang ingin melakukan             puasa ‘syura’ silahkan, dan barang siapa yang tidak ingin melakukannya silahkan berbuka. [Hadsi             muttafaq ‘alaih].

3. Memperbanyak amal sholeh
pada prinsipnya setiap saat kita diperintahkan untuk memperbanyak amal sholeh terlebih pada                bulan-bulan haram termasuk bulan Muharram Ibnu ’Abbas mengatakan:

”Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci,                melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan        akan menuai pahala yang lebih banyak.” (Tafsir at-Thabari))